Membiasakan Diri untuk Belajar Daring

Di masa pandemi ini, kita diwajibkan untuk berkegiatan di rumah dengan segala perubahan yang harus dijalani. Salah satunya ialah dalam hal pembelajaran. Mulai dari pendidikan dasar hingga ke pendidikan tinggi pun harus beradaptasi memanfaatkan teknologi. Semua kalangan dan peran harus bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru demi kelancaran pendidikan jarak jauh.

Kuliah daring membuat saya menjadi mahasiswa yang sering berkutat dengan laptop. Pengaturan waktu dan tentunya kemandirian juga diperlukan, baik itu mengatur pengerjaan tugas yang diberikan, mengatur jadwal pertemuan virtual dengan teman sekelompok, hingga mandiri dalam menyerap semua materi yang sudah dipaparkan oleh dosen.

Bagi saya, pembelajaran di masa pandemi Covid-19 ini tidaklah buruk. Bisa saja ini menjadi inovasi bagi dunia pendidikan kedepannya. Meskipun masih banyak yang mengeluh perkara pembelajaran daring, justru saya bahagia belajar di rumah.

Kok bisa bahagia sih belajar di rumah?
 
Pertanyaan bagus! Tentunya saya bahagia karena saya gak perlu berkutat dengan macet saat pergi ke kampus. Kamu pasti tahu kan kalau macet bisa menguras energi? Bisa jadi materi perkuliahan yang harus saya serap tidak maksimal. Nah, dengan belajar di rumah justru membuat saya lebih fokus dan nyaman dalam menyerap materi.
Membiasakan Diri untuk Belajar Daring
Selain itu, belajar mandiri mengharuskan saya untuk lebih aktif dalam menyerap semua materi yang diberikan oleh dosen. Ini menjadi tantangan bagi saya sebagai mahasiswa yang harus aktif sekalipun pergerakannya hanya terbatas di rumah.
 
Mungkin kamu mengeluh, terkadang penjelasan dari tenaga pengajar tidak efektif karena hanya bermodalkan aplikasi pertemuan daring. Sebenarnya saya mau memberi masukan kepada tenaga pengajar agar lebih aktif dalam memberikan materi di masa pandemi Covid-19, seperti yang dilakukan oleh seorang dosen saya.

Untuk materi tertentu perlu rasanya tenaga pengajar tidak hanya menampilkan presentasinya, tapi harus diperjelas dengan aktivitas menulis di papan tulis. Contoh sederhananya: sembari membagikan presentasi, seorang guru matematika juga harus mencoba menjelaskan langkah-langkah perhitungan kepada muridnya di papan tulis. Muridnya pun juga diberi waktu untuk mencatat apa yang dituliskan oleh gurunya. Apabila ada yang kurang paham bisa dijelaskan ulang. Dengan begitu, sebenarnya pembelajaran jarak jauh ataupun tatap muka sama saja prosesnya. Hanya beda cara dan tentunya pembelajaran jarak jauh dinilai lebih fleksibel.
Membiasakan Diri untuk Belajar Daring
Ada banyak inovasi yang bisa diterapkan oleh tenaga pengajar untuk lebih aktif. Dengan begitu, tidak hanya pelajarnya saja yang harus aktif. Peran Kemdikbud pun dinilai penting dengan adanya program-program Belajar Dari Rumah seperti pengadaan kuota internet gratis. Gak cuman itu, Pusat Penguatan Karakter Kemdikbud juga mengadakan serial webinar yang mengedukasi para tenaga pengajar dan pelajar agar lebih aktif dan terbiasa dengan belajar di rumah, seperti webinar Sinergi Pembelajaran Kondisi Khusus, Seru Belajar Kebiasaan Baru, dan lainnya.

Webinar-webinar tersebut sudah berlangsung sejak Agustus kemarin. Eits, kamu gak usah khawatir karena tersedia siaran ulangnya di Youtube Cerdas Berkarakter Kemdikbud RI. Nah, buat kamu yang gamau ketinggalan info selanjutnya, langsung aja ikuti Instagram-nya di @cerdasbekarakter.kemdikbudri atau mengunjungi website-nya di cerdasbekarakter.kemdikbud.go.id.

Sudah saatnya kita harus terbiasa dengan belajar daring. Dari pembelajaran daring secara tidak langsung tertanam nilai-nilai karakter untuk selalu aktif, berinovasi, dan beradaptasi dengan segala perubahan yang ada. Tentunya nilai-nilai ini sangat berharga bagi kita untuk kedepannya.

14 komentar:

  1. Pandemi memaksa mahasiswa mengadopsi sistem belajar daring, mau tidak mau siap tidak siap. Hal ini bisa jadi berkah buat mahasiswa yang bisa cepat beradaptasi. Namun, banyak juga yang kewalahan karena tidak terbiasa. Itulah sebabnya saat ini "learning how to learn" sangat penting.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener bang, maka dari itu Pusat Penguatan Karakter Kemdikbud membantu kita untuk terbiasa dengan pembelajaran daring dengan berbagai serial webinar yang mereka buat.

      Hapus
  2. Belajar daring emang enak ya, dari rumah aja. Tapi sayangnya beberapa tenaga pengajar kurang inovasi saat pembelajaran daring, kebanyakan mereka hanya ngomong aja. Jadinya daring kurang menarik

    Kayak adek awak, kalau udah daring terus pengajarnya ngomong doang. Udah lah langsung dia ke dapur buat makan 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha bener sih kak, makanya pembelajaran di masa pandemi gini yang dituntut untuk lebih aktif emang tenaga pengajarnya.

      Hapus
  3. Eh dek, emang masih kuliah? enggak kan?

    Belajar daring ada plus minus memang dek.
    bagi yang mau mikir, enak memang.
    tao bagi orang gaptek, orang yang males mikir, jadi stress dia. Gak ngerti daring-daringan. adanya dia malah darting hahaha..


    eh btw, desainnya ilustrasinya bagus kaliii....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku lanjut kuliah lagi kak, alhamdulillah baru lanjut.

      Hahaa bisa aja kakak ini ya, darting.

      Itu desainnya aku nyoba-nyoba doang lo kak.

      Hapus
  4. Belajar daring itu perlu.. pakai teknologi yang menghilangkan jarak di mata. Semangat belajar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener kak Wil, kita pun harus tetap semangat belajar sekalipun di masa pandemi seperti sekarang ini.

      Hapus
  5. Selama ini aku sering baca emak-emak yang darting dan anak-anak yang boring gara-gara belajar daring. Eh dirimu malah sebaliknya ya Mal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya itu tergantung kita gimana menanggapinya, dan seberapa kita bisa berinovasi dengan cara adaptasi pendidikan jarak jauh di masa pandemi seperti sekarang ini.

      Hapus
  6. Butuh perjuangan memang belajar daring nih. Baik dari segi pengajar maupun peserta didik tetap harus mulai membiasakan diri ya dek. Btw,desain canva nya uda kece nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak, kakak juga semangat ya ngajarnya. Btw itu desainnya masi pemula, nyoba-nyoba 😅

      Hapus
  7. Pandemi ini mengajarkan kita bahwa metode itu dinamis, dan harus mengikut zaman.
    Kata Om Bossman Sontoloyo dia memprediksi pendidkan dengan metode daring-daringan begini kalau gak pandemi bisa terjadi sekitar 10-20 tahun lagi. Nah karena ada pandemi begini, maka inovasi ini maju lebih cepat dari yang diperkirakan. MAka mau gak mau dan harus mau sebagai pendidik harus berinovasi dan berkarya lebih, tak bisa lagi dengan mengandalkan car cara lama. Dengan adanya Cerdas.Berkarkter dari Kemdikbud tentu sangat membantu kita semua.

    Semangat menuntut ilmu dimanapun dan kapanpun..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mantap Bang Santo, setuju dengan pendapat bang Santo. Semangat untuk kita semua 🙌

      Hapus