Penulis:
Stanley Meulen
Penerbit:
Moka Media
No.
ISBN: 979-795-804-3
Harga: Rp 58.000,00
~ ~ ~
Apa
jadinya jika dua buah benda angkasa bertemu dan bertabrakan? Dan, bagaimana
jadinya jika dua buah mobil bertubrukan?
Kerusakan!
Itu
jawabannya. Tapi, apa yang terjadi jika yang bertabrakan adalah dua buah pasang
mata dari seorang lelaki dan perempuan?
Jatuh
cinta.
Dinda
adalah pusat semesta bagi Zora. Mereka adalah Galaksi Bima Sakti yang memuat
cinta berdua.
~ ~ ~
Pada
senja yang menggaris nama mereka di Langit, sebenarnya mereka tidak pernah
menyatu. Cinta yang tidak pernah sempurna saat kesedihan memisahkan mereka.
Pada
senja yang selalu mengunggu cinta, apakah mereka akan benar-benar bersatu?
Sesungguhnya,
senja yang selamanya menyatukan mereka adalah pengharapan yang tidak pernah ada
habis-habisnya: sebuah cinta sejati.
~ ~ ~
“Benar-benar emotional
rollercoaster! Kisah cinta yang mengguncang emosi dan wajib Anda baca!
Apalagi, jika Anda suka Nicholas Spark, most Likely Anda suka baca karya
Stanley yang satu ini.”
—Zoya
Amirin, Sex Psychologist
“Jarang ada novel romantic-tragic
yang kayak gini. Ditambah dengan Bali sebagai latarnya. Banyak pesan dan filosofi
yang bisa diambil. Novel ini recommended buat dibaca.”
—Dwi
Ilalang, Movie Director
~ ~ ~
Dari sudut pandang yang dipakai,
novel ini menggunakan sudut pandang yang cerdas, seakan-akan Mas Stanley di
sini yang paling tau segalanya. Dengan adanya sudut pandang seperti ini yang
membuat ceritanya sangat detailnya. Saking detailnya, novel ini menghabiskan 372
halaman untuk menceritakan konflik yang terjadi—belum termasuk embel-embel
halamannya.
Cerita dua anak manusia yang
bernama Dinda—seorang putri cantik dan berasal dari keluarga yang terpandang
dan terhormat—dan Zora—seorang pemuda blasteran Italia dan Indonesia.
Ayah Zora yang berasal dari Italia, kalau begitu Ibunya yang berasal dari
Indonesia.
Tapi, hubungan Dinda dan Zora
tidak direstui oleh kedua orang tua Dinda. Ayah Dinda malah tega menjodohkan
Dinda dengan anak seorang temannya. Apa yang membuat Ayah Dinda menjodohkan
Dinda? *Kamu bisa temukannya di novel ini! :p*
Setelah tahu bahwa Dinda akan
menikah, Zora langsung terpukul. Satu-satunya orang yang bisa menenangkan
dirinya ialah Joyce—Ibunya Zora. Begitu halus bahasanya saat ia menenangkan Zora.
“Grazie[1].
Grazie. Kata-kata yang sangat familiar. Sangat simpel. Ya, itu bahasa
Italia yang Papa ajarkan ke kamu. Tapi kadang mempraktikkan dan berkata grazie
untuk hidup ini tidaklah sesimpel kata-katanya. Sayang, kamu harus belajar
mengucap grazie untuk apa yang terjadi. Katakan grazie untuk
hidup ini, untuk napas, untuk apa yang kamu miliki dan untuk cintamu. Hanya
dengan itu kita dapat lapang menerima sesuatu. Lupakan masa lalu. Itu tidak
akan pernah bisa kembali lagi.”
—Joyce (Forever Sunset halaman 170)
Mas Stanley juga menampilkan dan
merincikan segala sesuatu dalam buku ini dengan detail. Wilayah-wilayah
Jakarta, Bali, sampai Lombok pun sangat detail. Salut deh dengan kedetailan setting-nya.
Serasa kita sedang jalan-jalan di Bali. Mulai dari arah-arah jalan, nama-nama
jalan plus hotel-hotelnya sangat rinci.
Psst! Paling suka sama John, beach
boy asal Medan. Aaa, paling kekeh juga kalau logat Medan dimasukkan ke
dalam novel. *Aku juga orang Medan, loh! :D*
Bagian ending-nya gak bisa ditebak plus luar biasa tampilannya. Ada puisi terakhir Zora. Iya, puisi. Memang gak puitis banget sih, cuman cukup mendeskripsikan bagaimana kejadiannya. Nih, aku kasih deh puisinya.
Setelah bahas masalah ending,
aku rasa cukup. Tapi, sebelum buku ini di tutup, izinkan aku mengutip sebuah quote
yang wajib kamu baca. Iya, wajib!
“Hidup
ini terlalu misterius untuk dimengerti. Tapi, dalam setiap kejadian, pasti ada
alasan untuk dimengeri.”
—Sebuah Pernyataan (Forever Sunsest halaman 132
Tuh kan! Aku bilang juga apa.
Novel Forever Sunset memang mampu memotivasi kita semua. Gak hanya kisah romantic-tragic
yang dapet, tapi dibalik itu semua ada kata-kata yang dapat memotivasi
pembaca juga. Akhirnya, saya sudah siap membaca dan kamu harus membaca juga!
*Tutup novel Forever Sunset :’)*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar