Penulis: Luna Torashyngu
Ukuran: 13 x 19 cm
Tebal: 236 hlm
Penerbit: GagasMedia
ISBN: 979-780-669-3
Price:
Rp 40.000,00
Rahasianya paling besar adalah nama orang yang dia cintai dengan segenap hati. Namun, betapa pun dia berusaha melakukannya, ada saja serpih-serpih pengingat yang berserakan di sekitar dirinya; di antara rinai hujan, di tengah-tengah alunan musik favoritnya, di antara memori yang menolak untuk dilupakan.
Dia pandai menyimpan rahasia, tetapi mulai kepayahan menghindar ketika rahasia itu datang menghantui. Seperti pertanyaan teka-teki yang tak kunjung ditemukan jawabannya, kini hanya rahasia itu saja yang ada di dalam benaknya. Menyiksanya, kemudian mendesaknya untuk berhadapan langsung dengan ketakutannya sendiri: mengungkap cinta rahasianya.
~ ~ ~
Cinta, Rahasia,
dan Keadilan
. Apaan sih maksud judulnya itu?
Ok, ceritanya
gini. Trio Doremi berkumpul (kembali). Ada ...
Alex: tomboy,
cool, pokoknya keren.
Tasha: feminim, cantik—menurut
visualisasiku, cewek banget.
Keke: smart, kalem—waktu SMA, ucapannya
pedas!
Jadi, Trio Doremi
ini punya masalah sama cintanya. Eh, ralat! Yang punya masalah itu Alex sama
Keke. Tapi, entah kenapa masalah cinta ini dibawa oleh Keke ke masalah Tasha.
Ok, diceritakan
sedikit. Alex seorang letnan—yah kira-kira begitulah. Ia kembali ke
Bandung—kota asalnya dulu sewaktu SMA. Ia bertemu sahabatnya saat ia sekolah di
SMA Provida sampai sekarang—Tasha yang sudah memiliki distro. Iya, memang Tasha
banget. Tasha yang dulunya suka fashion dan feminim banget.
Keke—seorang
pengacara terkenal di Jakarta—harus menangani kasus Tasha. Kasus tersebut
masalah tanah distronya ternyata punya klien-nya. Tega? Emang iya. Bahkan Keke
tega banget. Ia melakukan itu demi cinta. Cinta yang dulu saat SMA—masalahnya
dengan Alex.
Stop! Cukup
sampai di situ dulu. Ok, kembali di-review. Ehm! *ambil air minum
karena keselek*
Ok, Mbak Luna
berhasil menjadi kelinci. Bukan kelinci, tapi jadi kangguru juga bisalah.
He-eh! Mbak Luna bisa melompat-lompat—lengkapnya melompat-lompat alur. Flashback
dijadikan sebagai penjelas cerita yang secara tiba-tiba hadir.
Masalah setting.
Sebenarnya sudah dapat, tapi kurang detail. Iya-kurang detail. Entah mungkin setting-nya
terlupakan karena ceritanya? Apa kita ke masalah ceritanya dulu?
Yaudah, kita ke
masalah ceritanya. Ceritanya gak bisa ditebak. Ada yang bersifat kejutan? Ada,
bahkan banyak. Apalagi waktu sidang terakhir di Pengadilan, yang langsung
melibatkan Alex sebagai saksinya. Aduh! Sebenarnya gak masuk akal. Eh, ralat
lagi ya. Bisa dibilang masuk akal, tapi “gak akan mungkin terjadi di kehidupan
nyata”. *Ingat, ini cuman novel. Novel itu fiksi! Ya, fiksi itu rekaan. Rekaan
itu tidak nyata. Jelas?*
Tapi, dengan
begitu bisa bikin pembaca tercengang dan geregetan. Gak percaya? Yaudah deh.
Terserah kamu sendiri. Percaya samaku, berarti kamu sudah pernah membacanya.
Kalau gak percaya, apa salahnya sih buat dibaca?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar