Respon saat Mengobrol


Kemarin, teman saya ada yang sempat cerita sama saya tentang temannya yang kebetulan temannya ini tidak saya kenal. Temannya teman saya ini memiliki kebiasaan unik. Ia akan marah apabila obrolannya tak terbalaskan.

Obrolan apa saja, baik mungkin di dunia nyata ataupun di sosial media sekalipun. Terus teman saya ini juga bingung harus bagaimana membalas atas pernyataan yang sebenarnya tidak memerlukan respon. Misalnya: “Aku sudah sampai”, “Aku serius”, “Tidak tahu”, atau apapun itu. Lebih jelasnya konteks percapakannya seperti ini.
“Kau sudah sampai di sana?”
“Aku sudah sampai.”

Saya rasa, itu saja sudah cukup jelas obrolannya dan obrolan sudah dikatakan bisa dikatakan selesai. Masalahnya yang diharapkan oleh si penjawab tadi mungkin si penanyanya harus membalas lagi dengan sebutan “Ok”, atau mungkin mengirimkan stiker apabila lagi mengobrol di sosial media. 

Untuk saya pribadi rasanya tidaklah harus begitu amat apabila kita sedang mengobrol, terlebih lagi apabila mengobrol di sosial media. Seperti yang dikatakan teman saya, ada beberapa chat yang kadang tidak perlu membalasnya karena memang dirasa tidak membutuhkan respon. Tapi nyatanya masih banyak orang yang mengira kalau kita itu terlalu sombong hanya untuk membaca chat-nya tanpa membalasnya.

Terlebih lagi ada saja tipe orang yang kalau chat-nya sudah dibaca namun sama sekali tidak dibalas dan mereka marah. Padahal dibalik itu semua dia tidak pernah mengerti apa latar belakang kenapa si penerima chat melakukan itu. Pertama, ya balik ke tadi si penerima chat sama sekali menganggap kalau chat itu hanya cukup dibacanya saja. Yang kedua, ini juga sering saya alami bersama teman saya. Kitanya biasa kalau lagi kuliah terkadang sibuk sendiri. Ada beberapa chat yang kita prioritasin. Misalnya, kita bisa membalasnya sewaktu istirahat atau pulang ngampus. Namun, tetap saja kita harus selalu pantau chat teman kuliah kita, bisa mereka yang mengirim secara personal ataupun di group chat. Terkadang pula, kita tidak sengaja membuka chat yang sebenarnya kita nanti mau balasnya karena saking sibuknya, namun sudah kita baca. Nah, hal seperti ini yang terkadang bisa membuat si pengirim chat suka kesal atas chat-nya yang jelas-jelas sudah dibaca namun tidak dibalas. Padahal dia tidak tahu situasi ataupun kondisi apa yang sedang dialami penerima chat.

Maka dari itu, banyak teman saya yang terkadang juga dia membaca kiriman chat hanya sebatas membacanya dari notifikasi—tanpa membuka aplikasi atau ruang obrolannya. Jika dirasanya urgent untuk dibalas, maka langsung dibalas walau sedang sibuk. Jika dirasa tidak begitu penting dan waktu kurang memadai, maka pasti nanti akan dibalasnya.

Sebagian juga teman-teman malah mematikan fitur pemberitahuan apakah chat-nya dibaca atau tidak oleh pengirimnya pada Whatsapp. Saya rasa, karena saking banyaknya orang yang saat ini tidak suka kalau chat-nya hanya dibaca tanpa dibalas sama sekali.

Jadi, untuk kedepannya saya harap banyak orang yang open minded perkara hal sesederhana ini. Ya kali kamu hanya marah karena hal yang sepele seperti ini? Kemarin saya sempat miris mendengar temannya yang seperti itu. Alhamdulillah, teman saya sendiri tidak ada yang sampai sedemikian miris perilakunya untuk mengharuskan membalas chat yang sebenarnya kita sendiri juga bingung membalasnya harus bagaimana.

Oh iya, rincian di atas hanyalah sebatas opini ataupun pendapat saya pribadi. Terserah jika kamu setuju atau tidak. Yang jelas saya sama sekali tidak memaksa apa kamu harus setuju kepada saya atau tidak sama sekali. Yang jelas, seperti itulah yang saya alami dan semua pernyataan di atas hanya menurut pandangan pribadi saya. Dan terakhir, semoga kita semua menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

15 komentar:

  1. nah begotu penting notif di wa sehingga kita tau kalo ada chat penting bisa masuk

    BalasHapus
  2. kalo ada notif pacar baru cepat responnya ya gan wkwkk

    BalasHapus
  3. Idealnya siy kalau chat ya dibales. Jangan cuma di read doang, walaupun maksudnya udah clear. Menurutku itu etikanya siy. Kalopun ada yg ngga begitu ya gpp juga. Masing2 orang punya kebiasaan beda2, kan. Ngga sampe bikin jengkel atau baperlah. Hehehe :D.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul kak Mol, yang penting jangan sampe bikin jengkel sama Baper. :)

      Hapus
  4. Saya sih, di grup WA penting banget buat matiin notif grup. Rame terus soalnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau urusan matiin notif grup kayanya di Line juga butuh :D

      Hapus
  5. teman ane sering karena hal sepele

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bilangin bagus-bagus aja, Bang, ama temennya :)

      Hapus
  6. Saya juga begitu deq. Meskipun pembahasan sudah mulai akan diakhiri tapi harus ada penutup terakhir. Yah contohnya katakan "ok","siap","baiklah" atau apalah bahkan stiker senyum mungkin. Rasanya tidak enak jika kita menjadi pengirim obrolan terakhir. Memang terkesannya tidak penting yah tapi memang begitulah.heheh

    BalasHapus
  7. untung temenku ga ada yg sebaper itu ;p .. dikit2 marah kalo chat ga dibls... duuuh, pusing ya ngadepin temen bgitu mas... aku sih jg ngertilah kalo chat yg aku krm ke suami/temen, dibaca doang tp ga dibls... positif thinking aja.. apalagi kalo chatku jg ga begitu ptg... beda sih kalo memang butuh jawaban urgent... baru deh mungkin kesel :D

    BalasHapus
  8. Itu sih terlalu baper, ya klo ane sih biasanya mengakhiri obrolan dengan kata "Ok". Kalo di chat mengakhiri dengan sticker 😁

    BalasHapus