Kisah Cinta Pahit

Akhir tahun 2014 lalu, akhirnya buku kumpulan cerpen yang sempat bikin ngilu saat baca judulnya ini pun terbit. Salut sama Bang Bara yang menelurkan karyanya dengan sangat cepat. Sebelum buku ini terbit, terakhir kali buku Bang Bara yang gak kalah nyesek-nya itu adalah Surat Untuk Ruth yang sangat fenomenal dan akan di angkat ke layar lebar.

Aku mendapatkan buku ini awal tahun 2015. Kudapat dari Bang Bimo yang mengadakan Blog Tour tentang Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik Untuk Bunuh Diri. Begitu buku ini sampai di rumah, aku langsung fokus terhadap isinya. Pertama kubuka ada tanda tangan Bang Bara dibuku ini. Sangat spesial, bagiku. Selanjutnya aku membaca dan baru di awal-awal saat membaca cerpen Hamidah Tak Boleh Keluar Rumah, ada beberapa halaman yang hilang.

Akhirnya, aku kembalikan buku ini ke GagasMedia. Pihak GagasMedia pun mengerti dan mengganti buku yang baru. Walau buku yang baru itu seluruh halamannya lengkap, tapi sayang tidak ada tanda tangan Bang Bara lagi di buku itu.

Ah, tak masalahlah.

Saat buku yang sudah diganti sampai di rumahku, jujur aku tidak langsung membacanya. Sebab masih ada novel yang ingin kuhabiskan. Selanjutnya, ada teman yang ingin meminjam buku. Karena buku ini masih menganggur, jadi aku suruh saja ia baca duluan.

Sudahlah progres bacaku yang lamban, ditambah lagi teman yang lama mengembalikan bukunya. Akhirnya, aku bisa mencicipi cerpen-cerpen Bang Bara ini saat hari Minggu yang lalu. Kubaca cerita demi cerita yang ada, dan kuusahakan setiap satu cerpen itu harus habis kubaca.

Memang sudah tidak diragukan lagi kalau permainan kata Bang Bara yang sangat luas. Setiap tulisannya menciptakan diksi yang berbeda-beda. Buku ini seperti buku kumpulan cerpen keroyokan, padahal yang menulis hanyalah Bang Bara seorang. Jika kau benar-benar membacanya, maka setiap cerpen akan memiliki cita rasa sendiri sehingga kau tidak bosan untuk berlabuh ke lain cerpen dan baca cerpen yang lain lagi.

Dari lima belas cerpen yang dipaparkan Bang Bara dalam buku ini, terdapat beberapa cerpen yang membuatku benar-benar terhibur, juga membuatku berdecak kagum. Seperti cerpen Langkahan yang mampu membuat hatiku miris karena Bang Bara yang membuat Mariani begitu tidak nyaman sebab Lina—adiknya Mariani—ingin menikah, juga membuat Mariani menjadi tidak enak karena langkahan yang ia inginkan merubah segalanya.

Cerpen Nyctophilia juga berhasil membuatku sedikit beremosi—dan kuakui, sedikit bergairah juga. Cerpennya yang lumayan hot, tapi pada akhirnya aku sedikit kesal karena tokoh yang dibuat Bang Bara begitu menyebalkan bagiku, tapi bisa membuatku terkejut.

Begitu juga dengan Menjelang Kematian Mustafa, pada pertamanya Bang Bara membawa kita dengan grafik yang berjalan datar, hingga akhirnya benar-benar memuncak dan terus naik hingga semua rahasia terkuak. Juga saat Bang Bara ingin menyudahinya, Bang Bara bertanggungjawab dan menurunkan kita dari ketinggian dan meninggalkan tokohnya—bersama kita—dalam rasa kekecewaan atas tindakan figuran.

Dan yang paling inti dari buku ini, cerpen Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri. Bukan hanya tokohnya saja yang setuju dengan kalimat itu. Aku juga, kok. Tokoh yang dihadirkan Bang Bara tidaklah biasa. Tidak pernah terpikir oleh siapa pun, kecuali kepala cerdasnya Bang Bara. Walau terkadang kata-kata yang dibuat seperti ngasal oleh Bang Bara, tapi konflik yang dihadirkan berbeda. Walau sempat menebak-nebak apa yang terjadi dan akhirnya tertebak, tapi kata-kata yang dilontarkan antar tokoh yang memperbaiki semuanya. Hingga akhirnya sampai di akhir cerpen, dan sepertinya semua cerita berakhir.

Setiap cerita yang dituliskan oleh Bang Bara mampu diilustrasikan oleh Bang Wiraga. Kau akan menemukan ilustras-ilustrasi berupa sketsa yang sangat indah. Walau terkesan hitam putih, tapi kau bisa mengangkap maksud dan mewarnainya dengan imajinasimu. Ah, kalau kau masih tidak mempercayainya, akan kuberi satu bukti untukmu:

Terakhir, aku hanya ingin bilang, kau pantas untuk baca buku ini. Jangan hanya mencicipi cinta dengan rasa yang manis, cobalah sesekali cicipi cinta dengan tajamnya pisau yang menghunus jantung. Kemudian, cicipi rasa besi dari darah yang terlumur di pisau itu. Begitulah kau merasakan cinta jika kau membaca buku karya Bang Bara yang satu ini.

~ ~ ~

Judul Buku: Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri
Penulis: Bernard Batubara
Penerbit: GagasMedia
Editor: Ayuning & Gita Romadhona
Penyelaras Aksara: Widyawati Oktavia
Desainer Sampul: Levina Lesmana
Penata Letak: Erina Puspitasari
Penyelaras Tata Letak: Landi A. Handwiko
Ilustrasi Sampul dan Isi: Ida Bagus Gede Wiraga
No. ISBN: 978-979-780-771-9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar