Bagi orang yang suka baca atau
nulis novel, cerita, dan puisi, pasti ia tidak segan-segan kalau ditawarkan
untuk ikutan Klub Sastra—kecuali kalau mungkin ia ada kendala atau tidak ingin
ribet. Tapi, ketahuilah kalau Klub Sastra itu sangat mengasyikkan.
Sebelum ke intinya nih, Nikmal
mau bilang ngejelasin kalau Klub Sastra itu suatu perkumpulan penikmat sastra—dan
mungkin kamu juga sudah tahu. Jadi , bagian ini Nikmal skip saja.
Nah, kalau Klub Sastra itu paling
kegiatannya ngeresensi buku, bicarain masalah penulis, gimana cara nulis yang
baik, penerbit yang bagus, dan apa saja tentang buku. Sebenarnya, hal itu
sangat asyik dilakukan—tapi itu hanya untuk yang suka sama sastra.
Lantas, bagaimana dengan yang gak
suka sama sastra?
Pasti jawabannya bakalan gak suka
dan ngabisin waktu buat kegiatan monoton begitu. Yah, begitulah memang—dimana-mana
Klub Sastra selalu melakukan kegiatan yang asyik untuk penikmatnya saja, bukan
untuk orang lain.
Sastra itu bersifat menghibur
yang bercita rasa sangat nikmat.
Harusnya banyak orang yang
terhibur karena sastra—layaknya musik dan film. Sebenarnya, sastra, musik, dan
film saling berkaitan. Banyak film yang berasal dari karya sastra dan banyak
musik yang menjadi original soundtrack film.
Kok jadi bahas yang lain? Ok,
sekarang langsung keintinya saja.
Sebenarnya, kegiatan sastra itu
sangat enak jika dalam kegiatan sastra itu disuguhkan beberapa kegiatan
menarik.
Yang pertama itu Musikalisasi
Puisi. Di sini siapa yang tidak suka dengan musik? Aneh saja kalau ada
orang yang benar-benar membenci musik yang begitu menghibur. Lantas, di sini
pasti ada yang gak suka puisi. Ya, terkadang banyak yang gak suka puisi karena
susah memahami apa isinya. Coba gabungkan puisi dengan musik. Dalam Klub Sastra
coba buat kegiatan Musikalisasi Puisi. Pasti, banyak yang suka dan merasa
terhibur.
Sekali lagi, sastra itu bersifat
menghibur.
Yang kedua, Story Telling.
Banyak yang malas membaca cerita, tapi yang suka cerita pasti banyak. Di sini
pasti banyak yang suka didongengin sebelum tidur—pastinya waktu kecil. Siapa pun
terhibur dengan cerita—asalkan ceritanya menarik dan benar-benar baru. Kalau
ada yang beginian di Klub Sastra, pasti seru. Mungkin, yang malas baca
buku, dengan kita bercerita suatu cerita dengannya, dia jadi merasa tertarik
akan sastra. Sekaligus terhibur.
Diperjelas lagi kalau sastra itu
bersifat menghibur.
Yang ketiga, Travel Writing.
Siapa di sini yang gak suka jalan-jalan? Yang gak suka mungkin karena makan
banyak biaya—pelit banget, ya. Coba Klub Sastra buat acara Travel Wiriting.
Dengan mengunjungi suatu tempat, kemudian buat cerita ataupun puisi tentang
tempat yang dikunjungi itu. Sambil menikmati alam, sambil menulis, sambil
menyalurkan kreatifitas. Ini seru lo!
Dan pastinya menghibur!
Yang keempat, Retelling
Movie. Tadi Nikmal juga bilang kalau sastra sama film—juga musik—ada kaitannya.
Tadi, sastra sama musik, menghasilkan Musikalisasi Puisi. Nah, kalau film sama
sastra menghasilkan Retelling Movie. Seperti namanya, para anggota Klub
Sastra akan menceritakan ulang cerita yang terdapat difilm yang sudah
ditentukan—ditonton.
Nanti ada unsur plagiat, dong!
Oh, Nikmal belum siap
menjelaskan. Ceritakan kembali filmnya, tapi dalam konteks yang berbeda. Ide bisa
saja dirombak, dan konflik bisa saja dibuat sebagus mungkin. Sebenarnya, banyak para pencerita yang
terinspirasi dari film. Dan itu bukan plagiat namanya. Itu namanya menghibur. Dengan
menceritakan kembali film yang sebelumnya menghibur kita, maka kita akan berusaha
membuat diri kita terhibur dengan cerita yang akan kita buat.
Yang kelimat, Inspired by Song.
Kembali kaitannya lagi dengan musik, tapi bukan menghasilkan Musikalisasi
Puisi. Sebenarnya, kegiatan ini hampir sama dengan Retelling Movie. Tapi,
bedanya kalau Retelling Movie itu dari film, kalau Inspired by Song
itu dari lagu. Dan ini sama sekali tidak ada unsur plagiat juga, kok. Hanya
terinspirasi dari sebuah lagu. Mungkin, karena lagunya yang nyentuh banget dan
liriknya yang bagus banget. Tapi, usakan untuk tidak mengambil lirik lagu
secara bulat-bulat. Rombak kalimatnya, dan buatlah karya sastra yang menghibur.
Tuh kan! Sastra itu menghibur,
masih ragu ikutan Klub Sastra?
Kalau masih ragu, Nikmal bakalan
ngasi kegiatan yang keenam, yaitu Make Quotepic. Bosen dengan
gaya resensi yang monoton? Coba buat resensi dengan quotepic. Quotepic
itu ialah kutipan—yang berasal dari buku—yang dibuat dalam suatu gambar. Nih,
contohnya Nikmal ambil dari quotepic dari Penerbit Haru:
Tuh, kan bisa mengasah
kreativitasmu. Kamu juga akan terhibur dengan hasil jerih payah kamu. Orang
lain pun merasa tertarik dengan quotepic kamu dan kamu bisa-bisa dibayar
sama penulisnya karena udah bantu promoin bukunya.
Masih kurang? Ini, Nikmal kasi
yang terakhir, yaitu Tukar Buku. Ini kegiatan Klub Sastra yang
seru banget. Nanti sesama Klub Sastra saling menukarkan bukunya. Eits, jangan
khawatir. Kalau buku yang kamu tukarkan tidak pas dengan apa yang sudah kamu
beri, kamu bisa tukarkan lagi kok. Misalnya, kamu kurang suka sama ceritanya,
bisa kamu tukarkan lagi atau minta ganti. Tuh, kan! Seru banget. Menghibur lagi.
Jadi, pada intinya sastra itu
menghibur. Coba aja ada Klub Sastra yang punya tujuh kegiatan di atas, pasti
sastra jadi benarbenar bersifat menghibur.
Intinya, Nikmal mau Klub Sastra
menjalankan kegiatan yang menghibur, bukan monoton. Ada tambahan kegiatan
sastra?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar