Penulis:
Triya Alrome (Fitriya Ningrum)
Penerbit:
Ping!!! (Diva Press)
No.
ISBN: 978 602 7968 53 0
Harga: Rp 38.000,00
Cetakan
Pertama: Maret 2014
~ ~ ~
Jean
dan Michelle, sahabat sejak kecil yang bersama merangkai mimpi di Seattle.
Keduanya sempat menjalin cinta dalam waktu yang singkat, tapi cinta di hati
Michelle masih belum berubah sementara Jean telah jatuh cinta pada gadis lain.
Michelle
tak mudah menerima kenyataan bahwa dirinya telah ditinggalkan. Tawaran beasiswa
ke Belanda pun ia terima darn menghindari sebuah proses sakral antara Jean dan
kekasih barunya.
Di
Belanda, ia merasa harus bangkit kembali dan merancang cita-citanya di fakultas
hukum. Ada banyak hal yang berubah dalam hidupnya, kecuali perasaanya pada
Jean. Melupakan Jean adalah hal tersulit yang mungkin mustahil ia lakukan.
~ ~ ~
Hari Rabu ini,
Nikmal habiskan buat membaca novel Speechless yang begitu menggiurkan untuk
dibaca. Pertama kali Nikmal lihat cover-nya, tampak deskripsi tubuh
Michelle yang tergambar. Baru Rabu sore—menjelang maghrib—novel ini sudah mampu
membuat Nikmal berdecak kagum alias siap Nikmal baca.
Pertama kali lihat
bagian “About Me”-nya, sempat terkejut nemu penulis dari Medan. Huaaa! Berarti
satu kota sama Nikmal, dong. *lumayan histeris* Udah gitu, tiba lihat Mbak
Fitriya kuliah di POLMED (Politeknik Negri Medan), teringat sama Abangnya
Nikmal yang juga kuliah di situ juga. Mbak Fitriya bisa kenalan nanti sama anak
jurusan Administrasi Bisnis. Abangnya Nikmal masih semester empat.
Lupakan soal
kuliah, dan kita kembali ke pembahasan novel. Nikmal akui kalo Mbak Fitriya ini
berhasil membuat intro yang bagus. Udah gitu, novel berjumlah 222
halaman ini rasanya cukup untuk mendetailkan apa pun. Mulai dari setting
tiga negara—Amerika, Belanda, Italia—sampai keempat tokoh utamanya pun terdeskripsi
dengan jelas.
Ngomongin masalah
tokoh, di sini Nikmal bakal kasih tahu empat tokoh yang mendukung konflik yang
ada di novel Speechles. Ada Michelle si Awan Putih yang cerdas walau sedikit
kekanak-kanakan, ada Jean si Langit Biru yang super keren dan disukai oleh
Michelee dan Anette. Terus, Anette si Laut Biru yang berkebangsaan Italia yang
hampir mendekati sempurna, dan terakhir ada William si Matahari Senja yang berkebangsaan
Italia dan paling bijaksana.
Suka banget sama
tokoh Anette sama William. Apa karena Nikmal suka sama senja di laut? Ah,
enggak juga. Mereka banyak mengajarkan Nikmal tentang cinta yang luar biasa.
Seperti:
“Aku tak pernah
menyesal. Meski awalnya aku sangat sakit dan nyaris tak dapat menerima keadaan,
tapi akhirnya aku sadar bahwa cinta tak harus saling bertaut dengan hati yang
dicintainya. ...”
—Anette
(Speechless halaman 183)
Dari ucapan Anette
tadi, seakan-akan William juga berpendapat yang sama. Benar-benar kagum dengan
kedua tokoh itu. Yah, semoga Nikmal bisa menjadi William. Aamiin.
Nikmal akui, konsep
yang dibuat oleh Mbak Fitriya ini benar-benar bagus. Mulai dari Awan Putih,
Langit Biru, Laut Biru, dan Matahari Senja yang bisa digabungkan dalam satu
lukisan indah sama konflik yang dipaparkan dalam novel ini. Ada saat sedih,
bahagia, ceria, dan juga tegar.
Yang jelas, saat
Nikmal siap membaca novel Speechless, Nikmal sempat takjub dan melihat sekali
lagi cover belakang novel ini.
Sukses buat kita semua. Buat Mbak Fitriya semoga
novel ketiganya cepat keluar dan lebih bagus dari Speechless. Buat Diva Press
jangan pernah berhenti untuk menerbitkan karya-karya yang terbaik dan luar
biasa. Buat Nikmal, semoga naskahnya juga kelar dan bagus kayak Speechless.
Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar