Halo semuanya. Ketemu lagi dengan Nikmal di Blog Tour
Interlude Hari Keempat. Setelah semalam Nikmal nge-post jawaban dari
pertanyaan Nikmal ke Mbak Windry, hari ini Nikmal bakal me-review novel
Interlude.
Setelah melewati hari-hari sibuk dibarengi dengan
mencuri-curi waktu untuk baca novel Interlude—dan ditambah membuat kalian
penasaran dan makin ngiler buat beli novel ini *Cengar-cengir*—hingga
pada akhirnya selesai kemarin dan hari ini novel Interlude bakalan di-review.
Ok, kamu sudah baca review dari Host Blog Tour
lainnya. No problem. Kali ini Nikmal bakal nge-review yang simple-simple
aja. Hari keempat ini, Nikmal mau suasana Sersan—serius tapi santai. Jadi,
jangan tegang-tegang amat, ya. Scroll down-nya juga gak usah cepat-cepat
atau buru-buru. Santai aja. Tarik napas, rileks!
Dan setelah kamu rileks, kini langsung di mulai!
Ambil Novelnya dulu dari Kerajang Novel |
Kamu pasti sudah tahu kalau novel Interlude ini merupakan
novel yang ditulis oleh Mbak Windry Ramadhina. Nikmal juga sudah yakin kalau
kamu tahu kalau novel Interlude ini terbitan GagasMedia. Tapi, Nikmal belum
yakin kalau kamu tahu novel Interlude ini masih segar alias Cetakan Pertama
bulan Mei 2014.
Nikmal juga bakal kasih tahu kalau novel Interlude ini
tebalnya 375 halaman + viii. Oh iya, Nikmal hampir lupa kalo novel Interlude
memiliki No. ISBN 979 – 780 – 722 – 3 yang dijual dengan harga Rp. 58.000,00.
Nikmal juga yakin kalau kamu sudah baca blurb novel
Interlude. Tapi, tolong izinkan Nikmal untuk memberi satu kesempatan saja untuk
ngasi blurb-nya kehadapan kamu. Lagian—jujur—Nikmal belum pernah ngasi
blurb kok di posting-an sebelumnya. Boleh, ya? *Tanpa persetujuan
langsung aja di-post*
Hanna,
listen.
Don't cry, don't cry.
The world is envy.
You're too perfect
and she hates it.
Aku tahu kau
menyembunyikan luka di senyummu yang retak.
Kemarilah, aku akan
menjagamu,
asalkan kau mau
mengulurkan tanganmu.
"Waktu tidak
berputar ulang. Apa yang sudah hilang,
tidak akan kembali. Dan,
aku sudah hilang."
Aku ingat kata-katamu
itu. Masih terpatri di benakku.
Aku tidak selamanya
berengsek.
Bisakah kau memercayaiku,
sekali lagi?
Kilat rasa tidak percaya
di matamu,
membuatku tiba-tiba
meragukan diriku sendiri.
Tapi, sungguh, aku
mencintaimu,
merindukan manis bibirmu.
Apa lagi yang harus
kulakukan agar kau percaya?
Kenapa masih saja senyum
retakmu yang kudapati?
Hanna, kau dengarkah
suara itu?
Hatiku baru saja
patah....
Nikmal juga mau ngasi tahu ke kamu kalau novel Interlude ini
benar-benar keren. Dari pertama baca, langsung disuguhkan ke cerita yang akan
dibahas. Gak bertele-tele. Nikmal juga pernah ngasih bocoran sedikit tentang
novel Interlude, Bahkan seorang Ardina Nur Rahma udah ngasi tau sinopsis
novel Interlude di Blog-nya tadi pada pukul 12.00. Nih, kalian bisa baca
di Hello Sunshine!
Nikmal gak bakalan nge-post gambar ilustrasi Hanna,
Kai, Jun, dan Gitta. Karena kalian juga udah lihat di Blog lainnya,
seperti di Blog-nya Dian S Putu Amijaya: Jejak Langkahku. Yah, begitulah nasib jadi Host
Blog Tour terakhir, seakan bingung harus ngapain lagi.
Dan di sini, Nikmal bakal sempurnain Blog Tour Interlude
hari ini. Apa yang belum tercantum di Blog sebelumnya bakal Nikmal
cantumin. Harus semangat!
Dan sekarang Nikmal mau bahas masalah konflik sekaligus
konsep plus gaya bahasa. Mbak Windry membuat konflik yang begitu tidak
pasaran. Terus, emosi pembaca juga langsung dibangunkan sama Mbak Windry. Udah
gitu, Mbak Windry juga mampu membuat pembaca menebak-nebak apa konflik
selanjutnya. Dan yang keren lagi, Mbak Windry banyak ngasih kejutan!
Bicarain masalah konsep sih sebenarnya bisa dibilang bagus
juga. Apa karena genre-nya yang new adult yang masih belum
pasaran banget di Indonesia. Memang, menurut analisa Nikmal genre new adult
sudah banyak di pasaran luar negri, tapi di Indonesia masih sedikit. Masih kebanyakan
teenlit atau sekalian adult. Kalau ditengah-tengah—alias belum
jelas—kayak new adult itu masih jarang banget!
Selain itu, gaya bahasa. Waktu Nikmal kasih kan udah Nikmal bilang. Gaya bahasanya cukup
menarik, juga klasik. Simple tapi benar-benar tegas. Haa! Itulah dia.
Nikmal juga bisa yakin kamu pasti paham dengan kalimat itu.
Aaa! *Tiba-tiba teriak kegirangan* Hampir lupa. Mau bilang thanks
a bunch sama Mbak Windry. Karena sudah menghadirkan konsep Cafe-Latte-Jazz-Laut.
Mbak Windry pernah tau gak kalau Nikmal itu suka sama empat hal itu? *Mbak
Windry langsung geleng-geleng* Nikmal suka banget! Cafe itu seperti surga. Latte
itu begitu nikmat, sama seperti Tiramisu. Jazz itu penuh kelembutan
dan romantis. Sementara Laut, ah mungkin kamu juga tahu. Laut itu damai,
tentram, dan pemadangan matahari yang indah—baik sunrise maupun sunset.
Yang jelas, novel Interlude ini wow! Kamu mesti punya dan
baca. Kapan lagi kamu menikmati Cafe-Latte-Jazz-Laut dalam satu
kesempatan sekaligus. Pasti sangat nikmat.
Oh iya, Nikmal juga suka beberapa kutipan dari novel
Interlude, yang pastinya sebelumnya juga pernah Nikmal kasih sneak peak-nya.
Yang paling suka kata-kata Lorraine sama Papanya Hanna.
“Masa lalu seperti
belenggu, memang. Mengikat. Terlalu mengikat, kadang. Seperti menjadi bagian
baru dari diri kita. Bagian baru yang membebani.”
—Lorraine
(Interlude Halaman 254)
“Di dunia ini
beberapa orang hidup tenang, beberapa orang sebaliknya—mengalami kejadian
buruk. Kedengarannya tidak adil, memang. Tapi, Hanna, mereka yang mengalami
kejadian buruk dan bertahan dari semua itu akan menjadi lebih kuat dari yang
lain. Mereka istimewa.”
—Papanya Hanna (Interlude Halaman 304)
Dari perkataan
Papanya Hanna dan Lorraine, Nikmal seakan-akan bisa ngambil satu keputusan.
Tetap kenang masa lalu, tapi ambil sisi positifnya aja.Tetap menjadi kuat, dan
jangan pernah menganggap Tuhan tidak adil.
Ehm! *Benerin tenggorokan* Kamu juga tahu ya kalau besok di Blog
lain bakalan ada Giveaway? *Langsung ngangguk-ngangguk* Nikmal juga
nggak mau kalah, dong! Nikmal besok ngadain Giveaway juga lho! Kalian
mesti ikutan, ya.
Sampai jumpa di Blog Tour
Interlude Hari Kelima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar